Senin, 30 Juni 2008

Viva Spanyol

Wina, uefa Spanyol akhirnya keluar sebagai juara di pentas Piala Eropa 2008. Dalam pertandingan final melawan Jerman di stadion Ernst Happel, Minggu (26/6). Spanyol berhasil menang 1-0 atas Jerman.Sejak kick-off, Jerman mencoba untuk lansung mengambil inisiatif serangan. Dalam sepuluh menit awal, pertahanan Spanyol harus berkerja keras menghalau serangan lawan. Sebuah peluang Jerman datang dari tendangan keras Miroslav Klose pada menit keempat. Tetapi bola masih melebar tipis dari gawang Iker Casillas.Memasuki menit ke-14, Spanyol baru memperoleh sebuah peluang saat tendangan Xaxi Hernandez membentur badan Arne Friedrich. Beruntung reaksi cepat Jens Lehmann mampu menghindari Jerman terhindari dari gol bunuh diri Friedrich.Pada menit ke-22, sebuah sundulan Fernando Torres setelah menerima umpan Sergio Ramos dari sayap kanan mash membentur tiang gawang. Terus-menerus mengepung pertahanan Jerman akhirnya Spanyol berhasil mencetak gol. Pada menit ke-33, sebuah umpan terobosan Xavi Hernandez mampu dimanfaatkan Torres dengan baik setelah melewati hadangan bek Philip Lahm. Torres melepaskan tendangan lambung guna melewati jangkauan Lehmann. Unggul satu gol membuat mental pasukan Luis Argones itu semakin meningkat. Sebaliknya Jerman mencoba bangkit guna menyamakan kedudukan. Namun, hingga akhir 45 menit pertama tidak ada gol tambahan yang tercipta.Memasuki babak kedua, Jerman langsung menekan. Guna mempertajam lini depan, pelatih Joachim Loew menggantikan gelandang Thomas Hitzlsperger dengan striker Kevin Kuranyi. Keputusan ini terbilang tepat. Beberapa kali serangan Jerman mampu menciptakan peluang. Sayang, kokohnya pertahanan Charles Puyol dkk., membuat usaha Der Panzer selalu gagal.Keadaan sebaliknya justru terhadi di kubu Spanyol. Untuk mempertahankan keunggulan, Aragones memasukkan gelandang bertahan Xabi Aleonso untuk menurunkan tempo permainan. Spanyol hanya sesekali melakukan serangan balik untuk mengejar gol tambahan. Sepanjang babak kedua, Spanyol justru lebih banyak memperoleh peluang melalui tendangan Andres Iniesta dan Marcos Senna. Setelah menit 90 berjalan, tidak ada lagi gol tercipta dan Spanyol memastikan diri merebut gelar juara eropa untuk kedua kalinya.Terakhir kali Spanyol merasakan gelar juara pada tahun 1964. Kini, setelah menunggu selama 44 tahun, La Seleccion kembali berpesta untuk kedua kalinya.SensasionalKeberhasilan tim Matador keluar sebagai juara terbilang sensasional. Sepanjang turnamen kali ini, Spanyol tampil gemilang dalam setiap pertandingan. Dalam enam pertandingan yang dimainkan, Spanyol mencatat rekor kemenangan sempurna dimana selalu menang dalam setiap laga. Hebatnya lagi, La Furia Roja mencatat rekor paling sedikit kebobolan hanya empat gol dan rekor tim tersubur dengan mencetak total 12 gol sepanjang tunamen.Tidak hanya dalam kategori tim. Spanyol juga mendominasi juga untuk kategori individu. Penyerang David Villa keluar sebagai pencetak gol terbanyak dengan 4 gol sedangkan Fernando Torres terpilih sebagai pemain terbaik babak final.Susunan Pemain:Jerman: Lehmann, Friedrich, Metzelder, Mertesacker, Lahm (Jansen 46), Hitzlsperger (Kuranyi 58), Frings, Podolski, Ballack, Schweinsteiger, Klose (Gomez 79).Cadangan: Enke, Adler, Fritz, Westermann, Rolfes, Neuville, Trochowski, Borowski, Odonkor.Kartu kuning: Ballack, Kuranyi.Spanyol: Casillas, Sergio Ramos, Puyol, Marchena, Capdevila, Senna, Iniesta, Fabregas (Alonso 63), Xavi, Silva (Santi Cazorla 66), Torres (Guiza 78).Cadangan: Palop, Reina, Albiol, Fernando Navarro, Villa, Sergio Garcia, Arbeloa, Juanito, De la Red.Kartu kuning: Casillas, Torres.Gol: Fernando Torres 33'.Penonton: 51.428 orangWasit: Roberto Rosetti (Italia).

JCLEC

The Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) is located within the Indonesian National Police Academy (AKPOL) in Semarang, Indonesia. The establishment of the Centre was announced by the Indonesian and Australian Governments in February 2004 and Australia has committed AUD$36.8million to support its development and operations over the next five years to 2009.
This initiative reflects the shared priority given to bilateral and regional cooperation on a variety of contemporary security issues. Since the announcement to establish the Centre in Indonesia various countries have expressed an interest in supporting its training role through the provision of technical assistance and funding.
The Centre is intended as a resource for the South East Asia region in the fight against transnational crime, with a focus on counter-terrorism and will coordinate and facilitate a range of training programs, including seminars and workshops. The establishment of this training and education institution by Indonesia and Australia will assist governments meet its security interests and objectives in South East Asia. The Centre will also be capable of responding to requests from regional governments for operational support in dealing with terrorism and other transnational crimes.

The Centre was officially opened by the President of the Republic of Indonesia, Her Excellency Ibu Hj.Megawati Soekarnoputri in Semarang on 3 July 2004. Although conceived as a bilateral initiative, both Indonesia and Australia welcome participation by regional countries and contributions from the wider international community supportive of the Centre’s goals.
The Centre will work particularly closely with law enforcement agencies in South East Asia, and cooperate where possible with existing centres such as the South East Asian Regional Centre for Counter Terrorism (SEARCCT) in Kuala Lumpur, Malaysia and the International Law Enforcement Academy (ILEA) in Bangkok, Thailand. It will be able to participate in work undertaken by the ad hoc working groups on law enforcement and legal issues established at the Bali Ministerial Meeting on Counter-Terrorism in February 2004, and related follow-up activities.
The Centre is commended to our regional neighbours and to the wider international community. This facility will strengthen the capacity of foreign governments and law enforcement personnel develop and attain complex security objectives in South East Asia.
Continued government support will ensure the Centre’s long-term viability and will promote values of learning and understanding through shared experience, to combat global terrorism and transnational crime.