Rabu, 16 Desember 2009

Ruhut : Ada 2 mantan menteri berkhianat thdp Sby !

PD Curigai Konspirasi
Kompak: Jangan Produksi Fitnah, Beberkan Saja
Rabu, 16 Desember 2009 | 04:01 WIB

Jakarta, Kompas - Partai Demokrat mencium ada dua mantan menteri yang berkhianat. Keduanya diduga ikut dalam konspirasi untuk menjatuhkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketua Departemen Pendidikan dan Pembinaan Politik Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (PD) Ruhut Poltak Sitompul menyampaikan hal itu kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/12). ”Ini info dari BIN (Badan Intelijen Negara),” katanya.

Ruhut, yang juga anggota Komisi III DPR, menduga mantan menteri itu kecewa karena tidak dipilih kembali oleh Presiden Yudhoyono sebagai anggota kabinet. Mereka ikut mendanai demonstrasi yang sekarang banyak terjadi di berbagai tempat.

”Oleh karena itu, saya mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai adanya kepentingan politik jangka pendek,” tegasnya.

Ketika didesak siapa dua mantan menteri itu, Ruhut tidak mau menyebutkannya. Namun, ketika ditanya beberapa nama, seperti mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault atau mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, ia memastikan bukanlah keduanya.

Setelah didesak lagi, Ruhut kemudian hanya memberikan ciri-ciri tentang dua mantan menteri itu. ”Bukan anggota partai. Ini dari profesional,” ungkapnya sambil tersenyum.

Turunkan kepercayaan

Secara terpisah, Selasa, Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) yang banyak mendorong gerakan moral pemberantasan korupsi di berbagai daerah, terutama terkait pengusutan kasus Bank Century, menyesalkan pernyataan Ruhut itu.

”Jangan terus-menerus memproduksi fitnah. Kalau memang ada, sebutkan saja namanya. Kalau terbukti melanggar hukum, tangkap,” tegas aktivis Kompak, yang juga Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti.

Ray juga menegaskan, tuduhan Ruhut melengkapi tuduhan yang sebelumnya pernah dilontarkan Presiden Yudhoyono, yang juga Ketua Dewan Pembina PD. Seolah-olah gerakan moral yang digelar masyarakat untuk pemberantasan korupsi ditunggangi kepentingan politik, bahkan bertujuan makar.

Ray juga mengingatkan, produksi fitnah bukan akan melemahkan gerakan masyarakat sipil untuk memberantas korupsi, tetapi justru semakin mengobarkan semangat. Dia juga mengingatkan, cara-cara semacam itu adalah cara-cara yang banyak dilakukan pada masa Orde Baru.

Ray mengingatkan, produksi tuduhan tanpa bukti justru akan menurunkan kepercayaan publik pada apa yang diucapkan Presiden maupun Partai Demokrat. ”Ini malah akan memukul balik mereka,” katanya. (sut/har)

Tidak ada komentar: